Rabu, 07 Mei 2014

Bab 1 - PENGERTI AN KONSEP DAN LINGKUP PEMASARAN

Pengertian Pemasaran

pemasaran umumnya di definisikan sebagai proses distribusi berupa barang atau jasa yang di hasilkan suatu perusahaan kepada konsumen

Perhatikan difinisi-definisi berikut :
1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom
Pemasaran  merupakan  suatu  kegiatan  penyaluran  barang  atau  jasa  dari tangan produsen ke tangan konsumen.

2. Pengertian Pemasaran Menurut Philip dan Duncan
Pemasaran yaitu sesuatu yang meliputi semua langkah yang dipakai atau dibutuhkan untuk menempatkan barang yang bersifat tangible ke tangan konsumen.

3. Pengertian Pemasaran Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika Serikat / American
Merketing Association
Pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan usaha pedagangan yang diarahkan pada aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

sumber : http://organisasi.org

Jika kita tilik pengertian di atas, maka pemasaran hanya diartikan sebagai kegiatan mendistribusikan produk dari produsen ke konsumen. Dengan pengertian seperti itu menjadi tak ada bedanya antara pemasaran dan penjualan.

Di dalam konsep pemasaran, langkah perusahaan diawali dengan penjajakan untuk mengetahui apa yang diinginkan atau dibutuhkan konsumen. Kemudian,   perusahaan   tersebut   mengembangkan   sebuah   produk   yang   dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen, dari sini perusahaan mendapatkan laba. Di sini, perusahaan menyesuaikan produk mereka untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen.

Ruang Lingkup Pemasaran

Jika diperhatikan, pengertian pemasaran menurut para ahli di atas, 
ruang lingkupnya terbatas pada bidang bisnis saja. Namun, seiring dengan perkembangan jaman, aktivitas pemasaran tidak lagi sekadar beruang-lingkup di bidang bisnis saja, tetapi jangkauannya telah melebar ke berbagai dimensi yang lain. Dewasa ini, pemasaran  tidak  lagi  digunakan  oleh  koorporat  bisnis  saja,  tetapi  organisasi- organisasi sosial kemasyarakatan atau departemen-departemen pemerintah juga menggunakannya.

Tanpa kemampuan memasarkan, sulit bagi kita untuk “survive” di tengah masyarakat   saat   ini.   Begitu   pula   bagi   suatu   organisasi,   institusi,   koorporat, masyarakat maupun negara sekali pun, kemampuan dan aktivitas pemasaran merupakan syarat mutlak untuk bisa bertahan dalam kehidupan dewasa ini.
maka dari itu, kita harus mampu memasarkan ide-ide kita, kemampuan dan ketrampilan kita atau berbagai hal yang bisa kita hasilkan kepada pihak lain


Perkembangan dan Sejarah Pemasaran

Sejarah Pemasaran (Bahasa inggris|Inggris:History of marketing)seiring dengan perkembangan ilmu ekonomi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan ilmu ekonomi modern turut dipengaruhi olh perkembangan kebudayaan masyarakat khususnya teknologi. Revolusi industri nan dipelopori olh James Watt dgn penemuan mesin uapnya, telah mengubah tatanan masyarakat nan tadinya borientasi agraris menjadi borientasi industrialis. Hal ini ditandai dengan pembangunan pabrik-pabrik nan digerakan tak lagi olh manusia, tetapi juga olh mesin, kapasitas produksi nan semakin besar & meningkatnya kebutuhan masyarakat. Revolusi industri juga mbawa pengaruh penting dlm perkembangan ilmu ekonomi secara umum. Sistem ekonomi misalnya nan tadinya borientasi merkantilis & phisiokrasi, sekarang balih ke kapitalis di bawah panji pemikiran Adam Smith.

Perkembangan pemikiran marketing

sbg ilmu sendiri lahir karena bbagai faktor:.


# Keberadaan Ilmu Ekonomi Sebagai Bagian dr Ilmu-Ilmu Sosial.

Ilmu ekonomi mau tak mau tak bisa melepaskan diri dr esensinya sbg ilmu sosial. Sebagai ilmu sosial peran dasar ilmu ekonomi adl menganalisis & mecahkan masalah-masalah sosial masyarakat nan bhubungan dengan ekonomi. Pemecahan ini tak selalu dapat dipecahkan secara makro. Pemecahan secara mikro jelas dibutuhkan. Orang per orang baik secara individu ataupun kelompok mbutuhkan pemecahan atas masalah mereka secara individualized. Pemecahan ini tentu saja mbutuhkan analisis yg tak saja bsifat teoritis-matematis seperti dlm ilmu ekonomi, tetapi mbutuhkan analisis nan benar-benar sesuai dengan tantangan ruang & waktu serta konteks masalah pada saat itu.


# Kegagalan Ilmu-Ilmu Dasar Ekonomi.

Ilmu-ilmu dasar ekonomi terutama ilmu Ekonomi makro & ekonomi mikro telah dianggap gagal mecahkan & menganalisis masalah-masalah ekonomi nan terjadi. Beberapa teori dasar dlm ekonomi mikro seperti hukum permintaan, teori kepuasan marginal, teori perilaku konsumen & sbgnya, dianggap tak madai utk menjelaskan kompleksitas permasalahan-permasalahan aktual ekonomi.


# Perkembangan masyarakat & pola-pola kehidupan zaman.

Zaman industri telah mbuat perubahan nan signifikan dlm tatanan kehidupan masyarakat, nan pada akhirnya disebut sbg zaman modern. Tetapi perlu pula disadr bahwa perkembangan masyarakat post-modern tak lagi btumpu pada kelompok-kelompok masyarakat, tetapi pada kehidupan nan bsifat individualized, hal nan kemudian dikenal sbg era informasi. Perkembangan marketing sbg ilmu pada paruh kedua abad 20, turut dipengaruhi olh para pemikir futuristik nan telah mperkirakan arah perkembangan dunia menuju era informasi tersebut.


# Runtuhnya sistem komunisme dunia.

Sistem komunisme nan pernah merajai sebagian belahan dunia sejak PD I & blanjut pada PD II. Politik pada masa perang dingin pun mencerminkan a&ya perbedaan pan&gan nan sangat mencolok antara kapitalisme & komunisme, nan sebenarnya bawal dr masalah ekonomi. Lebih tepatnya, secara filsafati perbedaan tafsiran terhadap Injil Matius.

Dengan runtuhnya sistem komunisme dunia, dunia menjadi terbuka bagi aktivitas ekonomi. Negara-negara nan tadinya menganut sistem ekonomi komando, balih utk mperlajari sistem ekonomi pasar, & ilmu aplikatif yg paling digemari adl ilmu pemasaran. Buku-buku dr bbagai ahli di dunia barat mulai dibawah & diterjemahkan ke dlm bahasa setempat. Tidak terkecuali juga buku-buku pemasaran, terutama buku dr begawan marketing dunia, Philip Kotler.

Selain dr latar belakang lahirnya & bkembangnya ilmu marketing, kita perlu mengenal beberapa hal mendasar dlm sejarah marketing. Marketing jelas dimulai dr kegiatan pertukaran entah antar pribadi dengan pribadi, kelompok & seterusnya. Pertukaran ini mbutuhkan suatu konsensus bsama di antara pihak2 nan melakukan pertukaran tersebut. Tetapi pertukaran ini sendiri tak dapat disebut sbg ilmu marketing. Karena sebenarnya kegiatan tersebut lebih bsifat praktis ekonomi semata.

Marketing lahir sbg ilmu justru bawal dr ilmu periklanan (advertising). marketing pertama kali diajarkan dlm kelas olh ED. Jones pada tahun 1906 di University of Michigan & kemudian olh Simon Litman di University of California pada tahun itu juga. Marketing selanjutnya lebih dipan&g sbg ilmu distribusi (distribusi masal), & pengajarannya pun semakin luas pada universitas-universitas terkemuka di Amerika Serikat. Se&gkan dipan&g dr sudut advertising, marketing sdh bkembang lebih dulu pada paruh terakhir abad ke-19, via penerbitan buku-buku nan bhubungan dengan advertising.

Pada masa-masa terkemudian, marketing diajarkan dengan tiga elemen utama, yaitu advertising, selling & distribution. Dan selanjutnya perlahan namun pasti, unsur-unsur lain pun mulai dimasukan dlm pemikiran-pemikiran marketing. Di antaranya, konsep konsumsi, perilaku pasar, & seterusnya.

Tiga Masa Marketing

Marketing tumbuh sbg ilmu modern, seperti dikenal pada saat ini, karena dorongan para ahli nan turut serta menyumbang pemikiran di dlmnya. Para ahli ini dibagi dlm 4 kelompok utama, yaitu:.

1. Kelompok pendiri adl mereka nan melahirkan marketing sejak dr pertama, nan meletakan dasar-dasar marketing seperti nan sdh disebutkan diatas, di mana marketing miliki 3 elemen dasar utama.

2. Kelompok akademisi, di antara mereka adl Philip Kotler, Theodore Levitt, & lain sbgnya. Masa ini ditandai dengan pengembangan ke arah modernisasi pemikiran marketing, & pemanfaatan ilmu-ilmu lain nan relevan dlm bi&g marketing, seperti psikologi sosial.

3. Kelompok konsultan. Jumlah mereka cukup banyak. Pemikiran mereka tak semata-mata pada penelitian nan bsifat kuantitatif, tetapi lebih mengarah pada pengamatan & observasi nan bsifat subjektif. Di antara mereka ini adl Jack Trout & Al Ries.

4. Kelompok praktisi, adl mereka nan tadinya bekerja dlm bi&g pemasaran, pernah megang jabatan tinggi bidang marketing di dlm suatu perusahaan besar & seterusnya. Pemikiran mereka lebih borientasi kepada pengalaman mereka pribadi selama mereka bekerja. Sehingga pemikiran mereka bsifat aplikatif.

Pemisahan ini pada dasarnya tak bsifat permanent, karena ada juga kelompok akademisi nan menjadi konsultan, praktisi & lain sbgnya. Pemisahan ini dimaksudkan utk mahami kerangka bpikir marketing sbg ilmu dengan lebih baik.

Gelombang-gelombang baru teknologi dewasa ini, turut pula mpengaruhi perkembangan ilmu marketing. Pemikiran-pemikiran mutakhir seperti CRM (Costumer Relationship Marketing), Presicion Marketing, Marketing on the Internet, merpkan bukti bahwa perkembangan marketing dipengaruhi olh perkembangan teknologi khususnya dlm bi&g informasi & komunikasi.

Konsep dan Orientasi Pemasaran

Konsep pemasaran

Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan berorientasi kepada kebutuhan konsumen. Hal ini secara asasi berbeda dengan falsafah bisnis terdahulu yang berorientasi pada produk, dan penjualan.

Secara definitif dapatlah dikatakan bahwa: Konsep Pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Stanton, 1978).

Tiga unsur konsep pemasaran:

- Orientasi pada Konsumen
- Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral
- Kepuasan Konsumen

Orientasi Strategi Pemasaran

Manajemen pemasaran ingin membuat strategi-strategi yang akan membangun
hubungan yang menguntungkan dengan konsumen sasaran. Ada beberapa konsep yang
digunakan untuk menentukan kepentingan pelanggan, organisasi, dan masyarakat. Yaitu :

1. Konsep produksi

Konsep ini menyatakan bahwa konsumen menyukai barang yang tersedia dan yang
harganya terjangkau. Disini, manajemen harus memperhatikan efektivitas dan efisiensi
dalam produksi barang.

2. Konsep produk

Konsep ini menyatakan bahwa konsumen menyukai barang yang kualitas, kinerja, fitur
dan inovatif yang terbaik. Dengan demikian, manajemen harus melakukan perbaikan
terus menerus pada produknya, agar kualitas produk dapat terus meningkat.

3. Konsep penjualan

Konsep ini menyatakan bahwa konsumen hanya mau membeli produk, jika skala
penjualan dan promosinya besar. Dengan demikian, manajemen harus mampu membujuk
konsumen untuk mau membeli produk perusahaan untuk meningkatkan penjualan.

4. Konsep pemasaran

Konsep ini menyatakan bahwa pencapaian tujuan organisasi tergantung pada
pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan kepuasan yang
diinginkan dengan lebih baik dari pada pesaing. Dengan konsep ini, fokus dan nilai
pelanggan adalah jalan menuju penjualan dan keuntungan

5. Konsep pemasaran berwawasan sosial

Konsep pemasaran berwawasan sosial menyatakan bahwa strategi pemasaran harus
dapat memberikan nilai bagi pelanggan ( customer value) dalam cara mempertahankan
atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. Manajemen harus dapat
memenuhi kebutuhan dan keyakinan konsumen saat itu, diimbangi dengan memberikan
jaminan kesejahteraan jangka panjangnya.
Sumber : http://bhinna.blogspot.com/2011/09/orientasi-strategi-pemasaran.html


Fungsi Universal dan Tantangan Perusahaan 

Fungsi Universal

Fungsi-fungsi pemasaran yang universal harus dilaksanakan serta tujuan dari suatu sistem pemasaran adalah untuk mengatasi jarak dan perbedaan, fungsi-fungsi universal pemasaran (Universal Functions of Marketing), menurut MC Carthy and Perreault yang dialihbahasakan oleh Agus Maulana dalam buku, Essential Of Marketing (Global Managerial Approach) diantaranya : 
  1. Fungsi Pembelian (buying function) : Berarti mencari dan menilai barang-barang serta jasa-jasa.
  2. Fungsi Penjualan (selling function): Menyangkut promosi produk, meliputi penggunaan penjualan,     personal selling, periklanan dan cara-cara penjualan lainya. 
  3. Fungsi Pengangkutan (transporting function) : Berarti perpindahan barang-barang dari satu tempat ke lain tempat. 
  4. Fungsi Penyimpanan (storing Function) : Menyangkut penanganan barang sampai pada pelanggan membutuhkan. 
  5. Standarisasi dan Pemilihan Mutu : Menyangkut sortasi produk ukuran dan kaitanya, untuk memudahkan pembelian dan penjualan, karena hal ini mengurangi perlunya inspeksi dan sampling .
  6. Pendanaan : Menyediakan dana tunai dan kredit yang diperlukan untuk memproduksi, mengangkut, menyimpan, mempromosikan, menjual, dan membeli produk. 
  7. Pemikulan Resiko : Menyangkut pemikulan ketidakpastian yang merupakan bagian dari proses pemasaran. Suatu perusahaan tidak dapat pernah memastikan bahwa pelanggan akan membeli produknya. Produk juga dapat rusak, dicuri menjadi usang. 
  8. Fungsi Informasi Pasar : Meliputi pengumpulan, analisis, dan penyebaran semua informasi yang dibutuhkan untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pemasaran, baik dipasar domestik maupun di pasar mancanegara.
Sumber : http://wiharsono.wordpress.com/2011/03/08/fungsi-fungsi-pemasaran/

Tantangan Pemasaran

Informasi memang akan menjadi soko guru pemasaran pada abad 21. Namun informasi tidak berdiri tunggal.Ia informasi- akan banyak ditunjang oleh hal-hal lain di luar wilayah kajian informasi. Dengan demikian pemasaran disamping akan banyak dipengaruhi oleh informasi, dalam diri pemasaran akan mengalami pergeseran-pergeseran baru yang sifatnya strategis. Dalam abad 21 ini ada beberapa tantangan bagi profesi pemasaran.

Tantangan Visi

Sering kali pengambilan keputusan pemasaran lebih didasarkan pada pemenuhan tuntutan masa sekarang. Dalam konteks global dimana keunggulan kompetitif produk dan jasa memiliki usia yang semakin pendek, hal demikian tidak dapat dipertahankan lagi. Tanggung jawab untuk melihat masa depan menjadi beban para eksekutif pemasaran. Dengan demikian tidak berlebihan bila dikatakan pemasar dituntut untuk menjadi visionary marketer yang strategis dan holistik dalam berpikir serta dapat menghidupkan fungsi marketing intelligence dan corporate intelligence secara nyata.
Pengembangan diri menjadi visionary marketer secara ideal perlu mengadopsi faham kewirausahaan yang mengutamakan proaktivitas dan menerima tanggung jawab utama sebagai innovator dan risk taker.Pemasar harus mempunyai keberanian untuk mendobrak kemapanan dan kreatif dalam menentukan strategi pemasaran. Orang muda macam Richard Kartawijaya ( Microsoft Indonesia ), Barry G Lesmana (Citibank), Betty Alisyahbana ( USI IBM ), Mulia Tambunan ( Telkomsel ), merupakan pemasar visioner yang akan banyak mewarnai dunia pemasaran Indonesia abad 21.

Tantangan pada Power Marketing

Landasan utama power marketing adalah memanusiakan pelanggan yang terangkum dalam konsep customer centered marketing. Dengan demikian konsumen merupakan subyek, bukan obyek dari pemasaran. Power marketing akan bertumpu pada tiga kata kunci; moving, caring dan inovating. Moving merupakan tumpuan untuk menjawab gelora persaingan dan dinamika permintaan yang selalu bergejolak karena ekspektasi pelanggan yang semakin tinggi. Dalam perwujudannya, moving musti disertai kepedulian kepada pelanggan ( caring ) melalui langkah-langkah inovasi ( inovating ) di bidang strategi, manajerial, maupun produk/jasa.
Inovasi merupakan proses untuk menghantarkan nilai tambah bagi pelanggan. Kepuasan pelanggan akan menelurkan kepercayaan dan hubungan jangka panjang yang berkelanjutan, yang artinya tercipta loyalitas pelanggan. Hubungan pelanggan tidak sekedar hubungan pada dataran rasional belaka, tetapi sudah jauh merasuk ke dalam ranah emosi pelanggan.Sehingga pangsa pasar yang digenggam bukan hanya mind share, namun sudah masuk ke wilayah heart share.

Tantangan pada Transferable Marketing

Biaya pemasaran untuk memasuki arena global, secara logis akan meningkat pula. Salah satu cara untuk dapat meningkatkan efisiensi biaya adalah dengan memanfaatkan transferable marketing. Arti dari tranferable marketing adalah penyusunan pola pemasaran yang dapat dimanfaatkan untuk beberapa lokasi atau pasar sasaran dengan derajat universalitas yang ditingkatkan.Contoh yang bagus adalah konsep pemasaran dari DeBeers berlian.DeBeers dibuat di London dan Hongkong, sedang pemanfaatannya disebar ke berbagai lokasi, termasuk Indonesia. Penyebaran ini ( termasuk manfaat dan modelnya ) di sesuaikan dengan situasi negara setempat.

Tantangan pada Manajemen Merek

Dalam upaya meningkatkan kiprah di dunia global, para pemasar ditantang untuk meningkatkan reputasi merek.Peran reputasi merek menjadi lebih penting untuk konteks abad 21 lantaran banyaknya jumlah merek yang beredar di pasar. Oleh karena itu di dalam perusahaan perlu ditumbuhkan adanya iklim kerja yang diwarnai dengan kebanggaan merek (brand minded culture). Harus pula diperhatikan pelaksanaan analisis realitas merek ke benak konsumen dalam rangka menentukan strategi peningkatan identitas merek.
Pada abad 21 house brand atau private label akan banyak diproduksi oleh perusahaan. Di Indonesia house brand banyak dilakukan oleh usaha eceran seperti; Matahari, Hero dan Makro.Untuk Matahari house brand produk pakaiannya diberi merek Stanley Adams dan M-2000. Sementara Hero pasar swalayan banyak bermain dalam house brand, semisal; Innosence untuk produk perlengkapan bayi, Hero Selection untuk soft drink, dan Hero untuk produk-produk industri rumah tangga. Untuk Makro, perusahaan ini menamai produk house brand-nya dengan sebutan Aro.

Tantangan pada Etika Pemasaran

Masyarakat dan konsumen saat sekarang, terlebih lagi pada masa depan, akan peduli terhadap kualitas dan mulai memperhatikan sisi moralitas dan tanggung jawab sosial perusahaan. Termasuk dalam konteks ini adalah tingkat moralitas dari setiap keputusan pemasaran dan dampaknya bagi stake holder secara keseluruhan.Hal ini semakin dipertajam dengan adanya berbagai pendapat miring yang berkaitan dengan pemasaran, seperti rekayasa produk, penyalahgunaan label dan iklan, serta predatory pricing.Dalam situasi dimana persaingan menjadi lebih ketat dan reputasi perusahaan menjadi modal penting, maka mau tidak mau setiap kebijakan dan keputusan haruslah didasarkan pada kode etik yang berlaku dan ditetapkan oleh perusahaan maupun asosiasi profesional. Kode etik utama yang harus diperhatikan oleh para pemasar adalah; kejujuran dan keadilan dalam proses pemasaran, kode etik dalam bidang promosi, kebijakan harga dan distribusi, kode etik dalam riset pemasaran dan komitmen dalam memajukan peradaban manusia.
Tantangan pemasaran abad 21 seperti disebut diatas merupakan hal yang tidak bisa dihindari oleh para pemasar apabila ingin memenangkan persaingan.Pemasar sejak dini harus mampu mengantisipasi perubahan substansial dari pemasaran ini.Antisipasinya tidak terlalu sulit. Hanya dibutuhkan dua cara; mengoptimalkan kecerdasan dan bersahabat dengan perubahan.

Sumber : http://friskameliandriyani.blogspot.com/2013/10/makalah-manajemen-pemasaran_6117.html

0 komentar:

Posting Komentar